Mimpi
“Mimpi ada 3 macam: dari
Allah, dari setan, dan bisikan hati.”
Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun
hanya sebatas diketahui. Dan tidak ada hubungan antara shalat istikharah dengan
mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti
dengan mimpi. Hanya saja, jika ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan
bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan
jiwa. Tetapi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi. (Al-Fatwa
Al-Masyhuriyah:http://almenhaj.net/makal.php?linkid=124)
Apa yang harus dilakukan
setelah istikharah?
Para ulama menjelaskan
bahwa setelah istikharah hendaknya seseorang melakukan apa yang sesuai
keinginan hatinya. Imam An-Nawawi mengatakan,
إذا استخار مضى لما شرح له
صدره
“Jika seseorang melakukan
istikharah, maka lanjutkanlah apa yang menjadi keinginan hatinya.”
Kesimpulan
Berdasarkan keterangan di
atas, tata cara shalat istikharah sebagai berikut:
1. Istikharah dilakukan
ketika seseorang bertekad untuk melakukan satu hal tertentu, bukan sebatas
lintasan batin. Kemudian dia pasrahkan kepada Allah.
2. Bersuci, baik wudhu atau
tayammum.
3. Melaksanakan shalat dua
rakaat. Shalat sunnah dua rakaat ini bebas, tidak harus shalat khusus. Bisa
juga berupa shalat rawatib, shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, dll, yang
penting dua rakaat.
4. Tidak ada bacaan surat
khusus ketika shalat. Artinya cukup membaca Al-Fatihah (ini wajib) dan surat
atau ayat yang dihafal.
5. Berdoa setelah salam dan
dianjurkan mengangkat tangan. Caranya: membaca salah satu diantara 2 pilihan
doa di atas. Selesai doa dia langsung menyebutkan keinginannya dengan bahasa
bebas. Misalnya: bekerja di perusahaan A atau menikah dengan B atau berangkat
ke kota C, dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar